Sindrom patah hati atau Broken Heart Syndrome (BHS) dan dikenal juga dengan istilah Takotsubo cardiomyopathy, merupakan kondisi gangguan fungsi jantung yang bersifat sementara dan disebabkan oleh stres serta emosi yang ekstrem. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang terserang penyakit ini karena kondisi medis tertentu.
Ketika mengalami sindrom patah hati, terjadi gangguan fungsi pada bagian jantung yaitu ventrikel. Gangguan ini berkaitan dengan tidak ada aliran darah yang cukup melalui arteri koroner menuju jantung. Hal ini menandakan bahwa serangan jantung tidak hanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, tetapi juga bisa disebabkan oleh gangguan mental.
Siapa yang Dapat Terkena Sindrom Patah Hati?
Kasus broken heart syndrome sebagian besar terjadi pada wanita, terutama wanita yang sudah mengalami menopause. Sindrom patah hati termasuk dalam kelainan psikosomatis yang spesifik pada sistem kardiovaskuler. Kondisi ini dijumpai pada 86-100% wanita usia sekitar 63-67 tahun. Meskipun begitu, BHS dapat menyerang semua usia tanpa terkecuali.
Gejala Sindrom Patah Hati
Jika kamu khawatir terserang sindrom patah hati, berikut adalah tanda atau gejala sindrom patah hati yang perlu kamu waspadai:
- Tenggorokan merasa tercekik
- Nyeri dada seperti ada benda besar yang menekan
- Terjadi dengan cepat setelah mengalami stres berat
- Napas pendek dan sesak napas tiba-tiba
- Nyeri punggung dan lengan
- Pingsan tiba-tiba
- Jantung berdebar-debar
- Denyut nadi tidak teratur
- Mengalami syok kardiogenik pada kondisi tertentu
Penyebab Sindrom Patah Hati
Belum diketahui secara pasti penyebab sindrom patah hati. Namun, hormon stres, seperti hormon adrenalin dapat menyebabkan kerusakan pada jantung sementara. Penyempitan pada arteri besar maupun kecil pada jantung secara sementara mungkin menjadi salah satu pemicu terjadinya sindrom patah hati.
Berikut ini adalah kondisi yang dapat menyebabkan sindrom patah hati:
Stres Emosional
- Kecelakaan hingga kematian yang menimpa keluarga, sahabat atau hewan peliharaan
- Trauma karena bencana alam
- Krisis keuangan hingga bangkrut
- Pindah ke tempat tinggal baru
- Berbicara di depan umum
- Tekanan dan beban kerja berlebihan
- Menerima kabar buruk
- Terlibat perkara hukum
Stres Fisik
- Upaya bunuh diri
- Mengidap penyakit berat yang tak kunjung sembuh
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
- Prosedur operasi selain jantung
- Nyeri berat
- Penyakit hipertiroid
Faktor Risiko Sindrom Patah Hati
Berikut adalah kondisi yang dapat meningkatkan peluang mengalami sindrom patah hati:
- Wanita cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini daripada laki-laki
- Risiko menjadi lebih besar saat memasuki usia 50 tahun ke atas
- Riwayat kesehatan yang berkaitan dengan gangguan syaraf
- Memiliki riwayat kesehatan yang berkaitan dengan gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi dan gangguan mental
Komplikasi Sindrom Patah Hati
Seseorang yang terserang sindrom patah hati harus segera mendapatkan penanganan medis. Karena tanpa penanganan yang tepat, dapat menyebabkan komplikasi, berikut diantaranya:
- Kerusakan ventrikel kiri jantung
- Gagal jantung
- Penggumpalan darah pada dinding ventrikel kiri jantung
- Penyumbatan aliran darah
- Serangan jantung
- Obstruksi saluran keluar ventrikel kiri
- Kematian
Cara Mengatasi Sindrom Patah Hati
Cara mengatasi sindrom patah hati adalah dengan mendapatkan perawatan dari ahlinya. Namun, kondisi ini dapat kamu cegah dengan cara mengelola stres dengan baik. Cobalah untuk bersikap dan berpikiran luas serta jangan terlalu larut dalam kesedihan hingga menyebabkan stres.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai sindrom patah hati dan cara mengatasinya. Jika kamu mengalami gejala sindrom patah hati, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Leave a Reply